Sobat Solusi Duka pasti setuju bahwa sebagian besar kebutuhan hidup manusia perlu didapatkan dengan besar biaya yang beragam—sangat kecil hingga sangat besar. Bahkan, bukan hanya kebutuhan yang menyambung hidup kita, tetapi kebutuhan lain ketika wafat pun membutuhkan biaya. Salah satu hal yang cukup disorot ketika prosesi kedukaan adalah biaya lahan untuk pemakaman atau penguburan jenazah.
Perkembangan teknologi semenjak pandemi yang terjadi di Indonesia tidak hanya terjadi pada kemajuan alat komunikasi yang saat ini bisa kita gunakan, tetapi benda-benda yang biasa kita temukan dalam kehidupan nyata juga turut dikembangkan menjadi serba digita. Kini, bunga pun ada versi digitalnya dan sering disebut dengan bunga digital.
Apakah Sobat Solusi Duka familier dengan asuransi kematian? Memiliki asuransi kematian merupakan salah satu hal penting yang harus dipersiapkan untuk masa depan, terutama bagi keluarga apabila suatu saat kita mengalami musibah, seperti kecelakaan dan hal kedukaan lainnya.
Kedukaan dapat terjadi sewaktu-waktu dan ketika mengalami kehilangan, tentu kita ingin mengusahakan untuk memberi penghormatan terakhir yang terbaik. Namun terkadang ada berbagai kendala yang dihadapi bagi keluarga, kerabat maupun rekan untuk dapat hadir berkumpul di rumah duka seperti misalnya keterbatasan fisik (sakit atau disabilitas) maupun lokasi yang jauh. Adanya pandemi Covid-19 juga menambah berbagai keterbatasan untuk kita bisa berinteraksi lebih dekat dengan satu sama lain.
Ketika mendapat kabar bahwa ada kerabat, teman, tetangga atau orang-orang di sekitar yang baru saja mengalami kedukaan, Sobat Solusi Duka pasti tidak asing lagi dengan istilah uang duka. Uang duka biasa diberikan kepada mereka yang baru saja ditinggalkan oleh Mendiang orang terkasih. Namun, sebenarnya apakah alasan di balik memberikan uang duka? Berapa besar nominal yang seharusnya diberikan sebagai uang duka?